Blogger news

Rabu, 21 Juli 2010

KONSEP-KOSEP DASAR EKONOMI PEMBANGUNAN

I. Definisi Konsep Ekonomi pembangunan
Definisi awal dari pembangunan ekonomi menyatakan bahwa pembangunan ekonomi dikatakan dapat terjadi jika pendapatan nasional riil sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat lima sampai tujuah persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang. Kelemahan terbesar dari definisi menurut ukuran ini adalah belum memperhitungkan kenaikan jumlah penduduk.
Definisi kedua mirip dengan definisi pertama, hanya sekarang dimasukkan faktor pertambahan jumlah penduduk atau dengan kata lain pembangunan ekonomi dikatakan terjadi jika pendapatan nasional riil perkapita sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat lima sampai tujuh persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
Pengalaman di tahun-tahun 1960-an menunjukkan bahwa beberapa negara berkembang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonominya dalam tingkat tinggi, namun gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar masyarakatnya. Sehingga kemudian muncul koreksi terhadap pengertian pembangunan, yaitu upaya penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan tingkat pendapatan antar penduduk dan penyediaan lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang terus berkembang.
Definisi keempat lahir dari pandangan para pemikir ilmu ekonomi pembangunan yang menganggap bahwa cakupan pembangunan ekonomi lebih dari sekedar upaya mengatasi keterbelakangan yang berupa rendahnya pertumbuhan ekonomi, tidak meratanya hasil pembangunan dan jumlah kemiskinan besar, tetapi juga disertai dengan upaya untuk mengatasi keterbatasan pola pikir dari masyarakat negara-negara berkembang.
Beberapa ahli ekonomi memang menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sebagai dua istilah yang tidak berbeda. Tetapi pada dasarnya pertumbuhan dan pembangunan memiliki arti yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai pertumbuhan ukuran kuantitatif kinerja perekonomian seperti GNP, GNP perkapita dan sebagainya. Sementara itu istilah pembangunan ekonomi diartikan secara lebih luas dimana pembangunan ekonomi mencakup didalamnya pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi mensyaratkan bahwa kesejahteraan penduduk harus meningkat, dan salah satu ukuran dari peningkatan ekonomi adalah adanya pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi adalah syarat perlu bagi pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.

II. Perbedaan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi adalah
Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
1. Peningkatan GDP dibarengi dengan perombakan struktur ekonomi tradisional ke modernisasi,
2. Pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. 1. Kenaikan GDP tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk dan perubahan struktur organisasi ekonomi.
2. Pertumbuhan ekonomi menyatakan perkembangan ekonomi negara maju.

Pembangunan ekonomi ;
1. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat pertambahan GDP > tingkat pertambahan penduduk.
2. Peningkatan GDP dibarengi dengan perombakan struktur ekonomi tradisional ke modernisasi.
3. Pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkembangan ekonomi pada Negara yang bersangkutan.

Pertumbuhan ekonomi ;
1. Kenaikan GDP tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk dan perubahan struktur organisasi ekonomi.
2. Pertumbuhan ekonomi untuk menyatakan perkembangan ekonomi negara maju.

Sebab-sebab percepatan pertumbuhan ekonomi :
1. Keinginan negara untuk mengejar ketinggalan
2. Pertumbuhan penduduk
3. Adanya keharusan negara maju untuk membantu Negara yang bersangkutan.

III. Tujuan Pembangunan Ekonomi
Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan :
1. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan.
2. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan pembangunan.
3. Mengemukakan cara-cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah yang dihadapi sehingga mempercepat jalannya pembangunan.
Bidang-bidang penting yang dianalisis dalam Ekonomi Pembangunan :
1. Masalah pembentukan modal (investasi)
2. Masalah perdagangan luar negeri (Ekspor & Impor)
3. Masalah pengerahan tabungan (Saving)
4. Masalah bantuan luar negeri
5. Masalah dalam sektor pertanian atau industri
6. Masalah pendidikan dan peranannya dalam menciptakan pembangunan
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat output ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi. Tujuan lain dari pembangunan adalah:
1. Peningkatan ketersediaan kebutuhan hidup pokok.
2. Peningkatan standar hidup.
3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial.

IV. Manfaat Pembangunan Ekonomi Bagi Masyarakat
Dengan adanya pembangunan ekonomi maka output atau kekayaan suatu masyarakat atau perekonomian akan bertambah. Selain itu, manfaat pembangunan adalah:
1. Kebahagiaan penduduk bertambah,
2. Masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih,
3. Tersedia lebih banyak barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan,
4. Kegiatan ekspor semakin meningkat,
5. Kesenjangan ekonomi berkurang,
6. Terciptanya stabilitas politik dan ekonomi,
7. Fasilitas pendidikan dan kesehatan semakin bertambah.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual.

V. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
a. Faktor Alam
Khusus bagi Negara sedang berkembang, kekayaan alam sangat berpengaruh terhadap jalannya pembangunan ekonomi. Sebagian besar Negara sedang berkembang bertumpu pada kekayaan alamnya dalam melaksanakan pembangunan ekonominya. Namun perlu diingat bahwa kekayaan alam yang berlimpah saja belum menjamin keberhasilan pembangunan ekonomi apabila tidak diikuti dengan kemampuan mengelola. Selain itu, perlu juga diingat bahwa kekayaan alam yang dieksploitasi semakin lama semakin habis. Oleh karena itu, perlu perhitungan dengan cermat didalam mengelola kekayaan alam yang dimiliki. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan, dan kekayaan lain.

b. Faktor Teknologi dan Alam
Kemajuan teknologi dapat mendukung lebih cepatnya pelaksanaan perkembangan ekonomi. Kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemampuan investasi akan semakin mempercepat laju perkembangan ekonomi suatu Negara. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi:
1. efisiensi produksi
2. peningkatan kualitas produksi

c. Faktor Budaya
Faktor ini dapat berfungsi sebagai motivator atau pendorong pelaksanaan pembangunan, tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya dapat berfungsi sebagai pendorong apabila adat istiadat atau kehidupan tradisi masyarakat dapat menunjang pembangunan, misalnya masyarakat yang berpola hidup hemat berarti akan mempercepat terbentuknya investasi. Invetasi ini pada gilirannya akan mempercepat pembangunan itu sendiri. Contohnya kerja keras, jujur dan ulet. Namun ada juga faktor budaya yang bersifat sebagai penghambat, misalnya boros dan malas bekerja.
Khusus di Negara sedang berkembang, selain ketiga faktor tersebut diatas masih terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan atau perkembangan ekonomi, yaitu:
a. Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja
Pada umumnya Negara berkembang kualitas tenaga kerja masih rendah sehingga tingkat produktivitasnya rendah. Oleh sebab itu, pada Negara berkembang perlu adanya pelatihan tenaga kerja, peningkatan pendidikan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini mengingat pada Negara berkembang rata-rata laju pertambahan penduduk yang pesat, padahal jumlah penduduk yang besar belum tentu berdampak positif pada pembangunan ekonomi, bahkan pada Negara berkembang jumlah penduduk yang besar umumnya berdampak negatif.
b. Rendahnya Daya Beli Masyarakat
Akibat rendahnya daya beli masyarakat Negara berkembang, hasil produksi tidak lancar dikonsumsi. Hal ini akan berakibat terhambatnya perluasan produksi. Kesempatan produsen untuk memasarkan hasil produksinya sangat terbatas atau dengan kata lain luas pasar hasil produksinya sempit sehingga keuntungan produsen kecil dan pada gilirannya produsen enggan untuk memperluas usahanya.

VI. Pola Kebijakan Pembangunan Ekonomi
Pola kebijakan pembangunan setiap Negara tidak sama. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan politik, sumberdaya alam yang dimiliki serta kemampuan dalam mengelola. Khusus pada Negara berkembang pola kebijaksanaan pembangunan ekonomi sangat banyak. Namun, pada dasarnya ada dua pola kebijkasanaan pembangunan ekonomi yang dapat diterapkan, yaitu pola ketat dan pola longgar.
a. Pola Ketat
Pola ketat adalah pola kebijakan pembangunan yang diatur oleh pemerintah pusat sehingga pola ini dilaksanakan secara sentralisasi. Pola ini biasanya dianut oleh Negara yang menganut sistem perekonomian terpusat atau sosialis. Pola ketat memiliki ciri-ciri:
1. perencanaan perekonomian dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
2. produksi, distribusi dan konsumsi diatur oleh pemerintah.
3. masyarakat atau swasta tidak diberi kesempatan untuk berusaha.
Manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pembangunan pola ketat adalah sebagai berikut:
1. rencana pembangunan mudah dilaksanakan.
2. mudah dilakukan pengawasan jalannya pembangunan
3. anggaran yang telah ditetapkan dapat dipergunakan secara optimal.
4. menghindarkan atau memperkecil terjadinya kebocoran keuangan
5. memperkecil atau menghilangkan hambatan yang mungkin terjadi.
b. Pola Longgar
Pola longgar ini banyak digunakan pada Negara penganut sistem liberal atau kapitalis. Alasan suatu Negara menerapkan kebijakan ekonomi pola longgar adalah sebagai berikut:
1. keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menyertakan masyarakat atau swasta untuk ikut melaksanakan kegiatan perekonomian.
2. mengikutsertakan masyarakat atau swasta agar berperan serta dalam pembangunan ekonomi sehingga merasa ikut memilikinya.
3. agar masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
Pola longgar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. masyarakat atau swasta diberi kesempatan untuk ikut serta melaksanakan pembangunan ekonomi.
2. masyarakat diberi kebebasan dalam mengatur perekonomian.
3. peranan pemerintah sebagai pengamat, pengawas dan pembimbing dalam perekonomian kehidupan negaranya.
4. pemerintah atau swasta bersama-sama berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Tidak ada komentar: