Blogger news

Kamis, 13 Mei 2010

ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI

Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari satu periode ke periode lainnya. Alat pengamat kegiatan suatu perekonomian yang terutama adalah:
1. Pendapatan Nasional
2. Penggunaan Tenaga Kerja Dan Pengangguran
3. Tingkat Perubahan Harga-Harga
4. Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran

 PENDAPATAN NASIONAL
I. Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat dipandang dari dua segi, yaitu dari segi earning dan segi product.
1. Dari Segi Earning.
Gross National Income (GNI) adalah jumlah dari seluruh pendapatan, seperti upah, sewa, bunga modal dan laba perusahaan yang telah diterima oleh seluruh masyarakat selama menghasilkan produk nasional tersebut (biasanya selama satu tahun).
2. Dari Segi Product
Gross National Product (GNP) adalah jumlah nilai dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat suatu negara dalam satu tahun dihitung menurut harga dasar.
Perbedaan GNP dan GDP:
A. GNP (Gross National Product) meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat suatu negara, baik yang berada dalam negeri maupun yang berda diluar negeri.
B. GDP (Gross Domestic Bruto) meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam wilayah negara tersebut, baik oleh perusahaan nasional maupun perusahaan asing.
Untuk Indonesia pada saat ini pada umumnya PDB(GDP) > PNB, Karena nilai barang dan khususnya jasa orang Indonesia yang bekerja di luar negeri pada umumnya dihargai lebih murah dibandingkan dengan orang asing.
II. Pentingnya Menghitung Pendapatan Nasional
Beberapa peranan penting pendapatan nasional antara lain:
1. Pendapatan nasional merupakan alat pengukur bagi tinggi rendahnya tingkat hidup atau kemakmuran suatu bangsa yang secara kuantitatif, artinya tingkat hidup suatu bangsa atau masyarakat ditentukan oleh pendapatan perkapita.
2. Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara yang bersangkutan, misalnya agraris atau industri. Disamping besarnya peranan masing-masing sektor tersebut dalam pembentukan pendapatan nasional.
3. Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri dari tahun ke tahun.
III. Cara Menghitung Pendapatan Nasional
Beberapa kesulitan yang sering dihadapi pada waktu akan melakukan perhitungan dan penjumlahan pendapatan nasional adalah:
1. Kurang lengkapnya statistik dari berbagai sektor kegiatan ekonomi.
2. Suatu kesalahan yang mudah terjadi pada saat melakukan perhitungan adalah timbulnya perhitungan dobel (double accounting).
Agar tidak terjadi perhitungan dobel, maka didalam menghitung besarnya GNP, perhitungan nilai barang didasarkan pada:
1. Final Product atau hasil akhir, yaitu jumlah barang yang diproduksi dalam bentuk barang jadi dalam waktu satu periode.
2. Value added, yaitu nilai yang ditambahkan.
Dalam menghitung pendapatan nasional dapat digunakan tiga metode pendekatan yaitu:
1. Metode Produksi (Production Approach)
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menghitung semua nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi. Atau dapat juga dengan cara menjumlahkan secara total seluruh nilai tambah (Value added) dari semua sektor kegiatan ekonomi.
2. Metode Pendapatan (Income Approach)
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan seluruh warga masyarakat yang berasal dari faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, yaitu sewa, upah, bunga dan profit.
Metode pendapatan digunakan untuk menghitung balas jasa yang diterima oleh masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pendapatan Nasional (Yearly Income, dilambangkan dengan Y). Pendapatan Nasional adalah total nilai balas jasa yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Pendapatan masyarakat terdiri dari:
1. Tenaga kerja memperoleh balas jasa berupa upah/gaji (w = wage)
2. Modal memperoleh balas jasa berupa bunga (i = interest)
3. Tanah dan SDA memperoleh balas jasa berupa sewa (r = rent)
4. Pengusaha memperoleh balas jasa berupa laba (p = profit)
5. Penghasilan campuran (mixed income) yang merupakan gabungan dari upah/gaji, bunga, sewa, dan laba. yang persamaan secara matematis adalah sebagai berikut

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode atau pendekatan pendapatan sering disebut dinamakan pendapatan nasional atau PN (national income),
Rumus PN :
Pendapatan Nasional =
Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi
3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, yaitu konsumsi rumah tangga, investation domestic bruto, pengeluaran pemerintah, dan ekspor bersih.
Metode pengeluaran atau pembelanjaan digunakan untuk menghitung pengeluaran atau pembelanjaan masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pembelanjaan Nasional (National Spending). Pembelanjaan Nasional adalah total pembelanjaan masyarakat suatu negara selama satu tahun. Pengertian masyarakat disini menunjuk pada para pelaku ekonomi. Para pelaku ekonomi terdiri dari:
1. Pengeluaran para konsumen disebut konsumsi (C = Consumption)
2. Pengeluaran para produsen disebut investasi (I = Investment)
3. Pengeluaran pemerintah disebut pembelanjaan pemerintah (G = Governtmen Expenditure)
4. Pengeluaran masyarakat luar negeri disebut ekspor netto (Xn = Net Export), selisih antara ekspor (X = Export dan impor (M = Import).
Jadi pembelanjaan nasional terdiri dari

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode ini dinamakan dengan
produk nasional bruto atau PNB (gross national product).
Rumusnya adalah
PDB = C + G + I + ( X - M ) atau
Produk Domestik Bruto =
pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor )

IV. KOMPONEN-KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
Komponen-komponen Pendapatan Nasional merangkai hubungan antara ketiga metode atau pendekatan Pendapatan Nasional. Komponen-komponen Pendapatan Nasional yaitu:
1. PDB (GDP).
PDB (Produk Domestik Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan nilai total barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat selama satu tahun. Atau hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja.
Rumusnya adalah
PDB = C + G + I + ( X - M )
atau
produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor )

2. PNB (GNP).
Produk Nasional Bruto adalah hasil produksi dalam suatu wilayah yang telah dikurangi hasil faktor produksi yang pemiliknya bukan berasal dari dalam perekonomian serta ditambah nilai faktor produksi dari dalam perekonomian yang berada di luar daerah perekonomian.
PNB (Produk Nasional Bruto) atau GNP (Gross National Product) diperoleh dengan cara:
Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri

3. PNN (NNP).
Pengertian Produk Nasional Netto adalah produk nasioanl yang memperhitungkan pengeluaran investasi neto dengan mengurangi investasi bruto dengan depresiasi. PNN (Produk Nasional Netto) atau NNP (Net National Product) dihitung dengan cara:
PNB -Depresiasi atau penyusutan.
Atau:
Produk Nasional Netto = Produk Nasional Bruto - Depresiasi

4. PN (NI).
Pendapatan Nasional merupakan pendapatan yang memperhitungkan balas jasa atas faktor produksi dengan mengurangi produk nasional neto dengan pajak tidak langsung dan ditambah dengan subsidi .
PN (Pendapatan Nasional) atau NI (National Income) dihitung dengan cara:
PNB - Pajak Tidak Langsung (Ti = Indirect Tax).
atau
Pendapatan Nasional = Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi

5. PI. Yrtk = PN - (Cadangan + Pajak Usaha). Hasilnya disebut Pendapatan Perseorangan (PI = Personal Income atau Yrtk).

6. Pendapatan Disposable (Yd).
Pengertian Pendapatan Personal Disposable adalah penghasilan individu dalam suatu perekonomian yang bersih dan sudah bisa dibelanjakan secara keseluruhan setelah pendapatan nasional dikurangi dengan pajak penghasilan perseorangan.
Yrtk dikurangi dengan pajak Pribadi dan ditambah dengan Pembayaran Transfer (Tr = Transfer Payment) dari pemerintah, hasilnya disebut Pendapatan Disposabel. Pendapatan disposabel akan digunakan untuk konsumsi (C = Consumption) dan ditabung (S = Saving). Yd = C + S.




 Penggunaan Tenaga Kerja Dan Pengangguran
Ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah klasik. Di satu sisi kelebihan angkatan kerja dan di sisi lain kesulitan mencari tenaga kerja yang trampil dan produktif. Pengangguran menjadi beban tenaga kerja produktif. Bila tingkat ketergantungan semakin besar akan berdampak persoalan sosial, politik, dan meningkatnya kriminalitas. Tingkat produksi menurun, pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat kesejahteraan masyarakat turun.
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
Pengangguran suatu permasalahan yang terjadi pada setiap negara terutama negara – negara yang sedang berkembang. Yang dimaksudkan adalah bagaimana setiap lowongan pekerjaan tersebut dapat terisi oleh pencari kerja yang sesuai dengan tingkat keahlian dan kebutuhan kerja tersebut. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat.

Sebab-sebab pengangguran:
1. Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
2. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
3. Ketidaksesuaian diantara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri-industri.

Jenis-jenis Pengangguran:
Berdasarkan kepada sumber / penyebab yang mewujudkan pengangguran tersebut, yaitu terdiri dari:
a. Pengangguran normal atau friksional
b. Pengangguran siklikal
c. Pengangguran struktural
d. Pengangguran teknologi
Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang wujud, yaitu terdiri dari:
1. Pengangguran terbuka
2. Pengangguran tersembunyi
3. Pengangguran musiman
4. Setengah menganggur

Dampak Pengangguran:
1. Bagi perekonomian
a. Masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya.
b. Pendapatan pajak pemerintah berkurang.
c. Menghambat pertumbuhan ekonomi.
2. Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Kehilangan mata pencaharian dan pendapatan
b. Kehilangan atau berkurangnya keterampilan
c. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik

 Tingkat Perubahan Harga-Harga
Harga Dasar (floor price)‏
1. Suatu kebijakan pemerintah dalam perekonomian untuk mempengaruhi bekerjanya mekanisme pasar, yang bertujuan mengendalikan keseimbangan (ekuilibrium) pasar.
2. Harga dasar adalah harga eceran terendah yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap suatu barang, disebabkan oleh melimpahnya penawaran barang tersebut di pasar.
3. Harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar, pemerintah melakukan operasi pasar.

1. Kebijakan harga tertinggi (ceiling price), efektif dalam melindungi konsumen dari gejolak kenaikan harga tak terhingga.
2. Kebijakan harga melalui “Operasi Pasar” pada waktu tertentu, pemerintah menambah jumlah barang yang ditawarkan ke pasar.
3. Kebijakan harga terendah (floor price), efektif melindungi produsen dari penurunan harga barang sampai tak terhingga.
4. Mekanisme kebijakan ini dengan peran pemerintah untuk membeli surplus produksi.

 Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran
Ketimpangan adanya kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari ekspor dan pembayaran untuk impor. Jika kondisi volume impor lebih besar (defisit) mengakibatkan devisa menurun sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika Kondisi volume ekspor lebih besar (surplus) mengkibatkan nilai uang menguat terhadap luar negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor relatif turun). Untuk itu maka Neraca Pembayaran harus terkondisi seimbang dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang dapat mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.
Neraca pembayaran yang timpang disebabkan adanya kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari ekspor dan pembayaran untuk impor. Jika kondisi volume impor lebih besar (defisit) mengakibatkan devisa menurun sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika Kondisi volume ekspor lebih besar (surplus) mengakibatkan nilai uang menguat terhadap luar negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor relatif turun). Untuk itu maka Neraca Pembayaran harus terkondisi seimbang dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang dapat mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.
Faktor-faktor yang tidak berubah dalam analisa ekonomi jangka pendek:
1. Kapasitas total perekonomian;
2. Jumlah penduduk dan angkatan kerja;
3. Lembaga-lembaga sosial, politik dan ekonomi.
Beberapa kebijakan ekonomi jangka pendek, antara lain:
1. Menambah jumlah uang beredar,
2. Menurunkan bunga kredit bank,
3. Menetapkan pajak impor,
4. Menurunkan pajak pendapatan,
5. Menambah pengeluaran pemerintah,
6. Mengeluarkan obligasi negara, dsb

Tidak ada komentar: