Blogger news

Kamis, 13 Mei 2010

PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

A. Produksi
Teori produksi mempelajari tentang perilaku produsen dalam menentukan berapa output yang akan dihasilkan dan ditawarkan pada berbagai tingkat harga sehingga keuntungan maksimum dapat dicapai.
Dengan demikian ada dua keputusan yang harus diambil oleh seorang produsen didalam usaha mencapai keuntungan maksimum yaitu: berapa output yang harus dihasilkan serta berapa dan dalam kondisi yang bagaimana faktor-faktor produksi itu dipergunakan. Didalam menerangkan bagaimana produsen harus mengambil keputusan tersebut agar keuntungan maksimum, maka dapat menggunakan dua pendekatan:
1. Traditional approach
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan fungsi produksi, yaitu suatu pendekatan yang bertolak dari anggapan bahwa proses produksi hanya menggunakan satu input variabel sedang input yang lain dianggap konstan. Total produksi dapat dihitung dengan menggunakan fungsi produksi, yaitu:
TP = f (X1 , X2)
Dimana:
TP = Total produksi yaitu jumlah total dari output yang dihasilkan
X1 = input variabel, misalnya tenaga kerja
X2 = input tetap, misalnya tanah
2. Pendapatan produsen ini bertolak dari anggapan bahwa proses produksi menggunakan dua input variabel. Pendekatan ini menggunakan kurva isoquant yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua faktor produksi yang memberikan produksi yang sama. Produksi maksimum dapat dicapai dari titik persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isoqost (kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua macam faktor produksi yang dapat dibeli dengan ongkos yang sama).
Produksi adalah kegiatan menghasilkan atau menambah manfaat barang maupun jasa. Faktor-faktor produksi adalah unsur-unsur yang digunakan dalam proses produksi. Faktor-faktor produksi meliputi:
1. Sumber daya alam, adalah segala sesuatu yang disediakan alam dan dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, tanah, laut, hutan, udara dan air.
2. Tenaga kerja, adalah kemampuan manusia yang diwujudkan dalam kegiatan dan dicurahkan dalam kegiatan produksi. Misalnya, tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih, dan tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih.
3. Modal, adalah hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalnya, gedung, mesin, pabrik, kendaraan perusahaan, bahan baku, bahan bakar, bahan pemantu dan bahan pembungkus produk.
4. Kewiraswastaan, adalah keberanian seseorang untuk bertanggung jawab dan menanggung resiko usaha produksi.
Secara matematis, hubungan antara faktor produksi dan produk dapat dituliskan:
Q = f (P)
Keterangan:
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
f = fungsi
P = faktor produksi yang masuk dalam proses produksi.
Q = f (P1, P2, P3 dan P4)
Keterangan :
PI merupakan sumberdaya alam, P2 merupakan tenaga kerja, P3 merupakan modal dan P4 merupakan kewiraswastaan.

B. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk suatu proses produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang menurut harga pasar yang berlaku. Berdasarkan pengertian tersebut, biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur berikut:
a. bahan baku atau bahan dasar
b. upah tenaga kerja
c. penyusutan peralatan produksi
d. bunga modal
e. sewa (gedung ataupun tanah)
f. biaya penunjang seperti biaya listrik, telpon ,pemeliharaan, biaya penelitian.
g. biaya pemasaran
Dalam ilmu ekonomi, kita dapat membedakan antara biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan untuk mendapatkan faktor produksi. Misalnya biaya untuk pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh dan lain sebagainya.
Biaya implisit adalah biaya dari faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh produsen dan ikut digunakan dalam proses produksi. Misalnya bunga dari modal sendiri, gaji untuk istri yang menjadi sekertarisnya dan lain sebagainya.
Biaya produksi yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu produk dapat dibedakan menjadi:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
adalah biaya yang jumlahnya tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak memproduksi. Misalnya biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah, bahan bakar, dan lain-lain.
b. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost = VC)
adalah biaya yang hanya dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Misalnya bahan dasar produksi, upah buruh dan lain-lain.
c. Biaya Total (Total Cost = TC)
adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam produksi suatu barang. Biaya ini merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Jadi TC = FC +VC
Apabila masing-masing biaya tersebut dibagi dengan jumlah yang diproduksi maka akan diperoleh biaya rata-rata:
a. Average Cost (AC)
adalah biaya produksi per unit produk yang dihasilkan. Besarnya AC dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

b. Average Fixed Cost (AFC)
adalah biaya tetap yang dibebankan pada tiap unit produksi yang dihasilkan. Besanya AFC dapat dihitung dengan cara sebagai berikut

c. Average Variabel Cost (AVC)
adalah biaya variabel yang dibebankan pada tiap produk yang dihasilkan. AVC dapat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut

d. Marginal Cost (MC)
adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya MC karena adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka menambah jumlah produk yang dihasilkannya. MC dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Tidak ada komentar: